Pondokku Surgaku
Sinopsis :
Rasyad, si anak kampung Kertagena Daya, Pamekasan. Anak kedua dari lima bersaudara pasangan Moh. Sa’id dan Siti Astima. Sejak kecil, ia terdidik dan terbentuk dalam lingkungan religius. Kondisi ekonomi keluarga yang miskin, tapi tidak menghalangi semangat belajar. Betapapun berat perjalanan hidupnya, prinsip Qona’ah dan pasrah pada taqdir Tuhan membuatnya senantiasa taat kepada orang tua dan gurunya.
Ketika Rasyad berusia 13 tahun, ibunya wafat akibat kanker payudara dan tubercolosis yang diderita. Ayahnya menikah lagi dan tinggal bersama istri barunya. Saat itulah tempaan hidup harus dijalani. Ia bersama kakak pertamanya menjadi tulang punggung ekonomi keluarganya. Bersama kakaknya, Rasyad membanting tulang berusaha bertahan dan menyambung hidup. Setiap hari, hidupnya hanya berputar antara rumah, sawah, sekolah, dan pondok. Wasiat mendiang ibunya selalu membuat keyakinannya mantap bahwa pondok akan menjadi dan membawanya ke Surga.
Rasyad si anak kampung ini bingung. Dia tidak tega membiarkan kakaknya berjuang sendirian menghidupi tiga adiknya. Namun, dia juga tak bisa menolak permintaan gurunya tersebut. Dalam kebingungannya itu, Rasyad harus rela meninggalkan kampung halaman dan keempat saudaranya. Hanya berbekal tiga potong baju, Rasyad diantar Ustaz Ahmad menuju Pondok Pesantren Darussyahid. Tanpa didampingi orang tua, tanpa bekal sepersenpun, Rasyad harus hidup dengan orang-orang baru, tempat baru, budaya baru, dan segala tata aturan yang baru.
Apa yang akan terjadi pada Rasyad?
Mampukah Rasyad mewujudkan pondok sebagai Surganya?